Nasi Goreng Pattaya dan Ikan Asin
Baru kali ini gue menikmati sajian nasi goreng pattaya. Itupun karena si empunya rumah makan memberikan nama “Nasi Goreng Selimut Hati” di daftar menunya. Karena penasaran dan bertanya, akhirnya mbak-mbak penunggu rumah makan menjelaskan bahwa sebetulnya itu adalah nasi goreng pattaya. Kebetulan gue juga belum tahu apa itu nasi goreng pattaya. Ya sudah akhirnya gue pesan.
Seperti tampak pada gambar, nasi goreng pattaya adalah nasi goreng biasa. Bumbunya bisa dibilang sama dengan nasi goreng pada umumnya. Bisa ditambahkan dengan potongan sosis, ayam, atau bakso. Yang membedakannya hanya satu, nasi goreng ini dibungkus atau lebih tepatnya diselimuti dengan telor dadar.
Bentuknya memang unik. Khusus buat penggemar telor dadar sajian ini sungguh sangat menarik. Selimut telor dadar dibuat sangat lebar hingga mampu membungkus sebagian besar permukaan nasi goreng.
Kata orang istilah pattaya memang diambil dari sebuah tempat di Thailand. Tetapi uniknya nasi goreng pattaya lebih dikenal sebagai jenis masakan dari melayu. Satu porsi nasi goreng pattaya atau “Nasi Goreng Selimut Hati” yang gue pesan ini berharga Rp 10 ribu.
Di kesempatan lain masih di rumah makan yang sama gue memesan nasi goreng ikan asin seperti gambar di atas. Sama seperti sebelumnya, gue tertarik karena di situ tertera menu “Nasi Goreng Pengin Kawin”. Gue sudah pernah menikmati sajian nasi goreng ikan asin sebelumnya, tetapi karena penasaran tetap gue pesan.
Sesuai dengan embel-embel nama ikan asin, nasi goreng ini mengandalkan sensasi rasa asin dari potongan-potongan kecil ikan yang dicampur di dalam nasi saat digoreng. Campuran yang lain bisa bermacam-macam, bakso dan sosis pun bisa. Untuk membuatnya lebih sedap bisa ditambahkan irisan-irisan pipih cabai hijau yang tidak terlalu pedas.
Nasi goreng ikan asin ini dihargai Rp 8 ribu untuk satu porsi. Yang membuatnya lebih murah dari nasi goreng pattaya tentu saja kebutuhan telornya.
Nasi goreng pattaya dan “Nasi Goreng Selimut Hati” rasanya masih memiliki hubungan dari segi rupa penyajian. Tetapi nasi goreng ikan asin dengan “Nasi Goreng Pengin Kawin” agaknya masih sulit dicari hubungannya. Terlebih setelah menikmati “Nasi Goreng Pengin Kawin” gue tidak lantas merasakan gairah yang membara terhadap lawan jenis. Mungkin harus diusulkan penambahan bumbu dari ginseng atau akar-akaran lain untuk memberikan sensasi itu
Nasi Goreng Pattaya dan Ikan Asin
Baru kali ini gue menikmati sajian nasi goreng pattaya. Itupun karena si empunya rumah makan memberikan nama “Nasi Goreng Selimut Hati” di daftar menunya. Karena penasaran dan bertanya, akhirnya mbak-mbak penunggu rumah makan menjelaskan bahwa sebetulnya itu adalah nasi goreng pattaya. Kebetulan gue juga belum tahu apa itu nasi goreng pattaya. Ya sudah akhirnya gue pesan.
Seperti tampak pada gambar, nasi goreng pattaya adalah nasi goreng biasa. Bumbunya bisa dibilang sama dengan nasi goreng pada umumnya. Bisa ditambahkan dengan potongan sosis, ayam, atau bakso. Yang membedakannya hanya satu, nasi goreng ini dibungkus atau lebih tepatnya diselimuti dengan telor dadar.
Bentuknya memang unik. Khusus buat penggemar telor dadar sajian ini sungguh sangat menarik. Selimut telor dadar dibuat sangat lebar hingga mampu membungkus sebagian besar permukaan nasi goreng.
Kata orang istilah pattaya memang diambil dari sebuah tempat di Thailand. Tetapi uniknya nasi goreng pattaya lebih dikenal sebagai jenis masakan dari melayu. Satu porsi nasi goreng pattaya atau “Nasi Goreng Selimut Hati” yang gue pesan ini berharga Rp 10 ribu.
Di kesempatan lain masih di rumah makan yang sama gue memesan nasi goreng ikan asin seperti gambar di atas. Sama seperti sebelumnya, gue tertarik karena di situ tertera menu “Nasi Goreng Pengin Kawin”. Gue sudah pernah menikmati sajian nasi goreng ikan asin sebelumnya, tetapi karena penasaran tetap gue pesan.
Sesuai dengan embel-embel nama ikan asin, nasi goreng ini mengandalkan sensasi rasa asin dari potongan-potongan kecil ikan yang dicampur di dalam nasi saat digoreng. Campuran yang lain bisa bermacam-macam, bakso dan sosis pun bisa. Untuk membuatnya lebih sedap bisa ditambahkan irisan-irisan pipih cabai hijau yang tidak terlalu pedas.
Nasi goreng ikan asin ini dihargai Rp 8 ribu untuk satu porsi. Yang membuatnya lebih murah dari nasi goreng pattaya tentu saja kebutuhan telornya.
Nasi goreng pattaya dan “Nasi Goreng Selimut Hati” rasanya masih memiliki hubungan dari segi rupa penyajian. Tetapi nasi goreng ikan asin dengan “Nasi Goreng Pengin Kawin” agaknya masih sulit dicari hubungannya. Terlebih setelah menikmati “Nasi Goreng Pengin Kawin” gue tidak lantas merasakan gairah yang membara terhadap lawan jenis. Mungkin harus diusulkan penambahan bumbu dari ginseng atau akar-akaran lain untuk memberikan sensasi itu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar